"Aku bukanlah pujangga, yang pandai merangkai kata. aku hanya gadis biasa yang ingin menceritakan rasa"
Pria itu..
Namun tahukah kamu? Dibalik jemariku, diam-diam aku memandangimu. Di balik sepi, diam-diam aku mengagumimu.
Aku diam namun tidak dengan jantungku. Dia terus berdenyut, tanpa bisa kuhitung satu persatu saat aku melihatmu.
Awalnya, aku kira ini hanya rasa biasa, yang akan hilang begitu saja.
Namun wajahmu semakin jelas tergambar di anganku.
Ingin rasanya engkau menjadi milikku.
Ragu, itu tentu. Aku tak tahu harus bagaiaman untuk mengenalmu. Aku malu. Dungu.
Ku yakinkan diriku.
Daaaan.. ya Tuhan memang maha tahu.
Mungkin dunia terlalu keras untuk kujalani sendiri, hingga Ia kirimkan kau tuk menemaniku disini.
Mungkin Tuhan tak ingin melihatku sedih, sepi, sendiri.
Entah harus bersyukur bagaimana lagi.
Tahukah kekasihku, aku sudah lebih dulu mencintaimu sebelum kita saling tahu dan bertemu.
Tahukah kekasihku, tawa dan candamu kini membuatku semakin jatuh hati padamu.
Kini tawamu adalah kebahagiaanku.
Sedihmu adalah tangisku.
Aku ingin terus memelukmu, ketika kau lelah dengan kehidupan ini.
Aku ingin memelukmu, ketika aku terbangun dari tidur lelapku dibawah sinar mentari.
Aku ingin memelukmu, hingga Tuhan memeluk kita nanti.